Denpasar-Bali (3/10-2025). Setelah musibah banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada akhir September 2025, berbagai elemen masyarakat bergerak cepat memberikan dukungan, termasuk dari kalangan tenaga kesehatan. Ikatan Perawat Anak Indonesia (IPANI) Pengurus Wilayah Bali turut ambil bagian melalui penyelenggaraan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertema “Trauma Healing Pasca Bencana” yang difokuskan kepada anak-anak terdampak, khususnya siswa-siswi di SDN 4 Dauh Puri, Denpasar.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 3 Oktober 2025, sebagai bentuk tanggap profesional terhadap kondisi psikososial anak yang mengalami tekanan emosional setelah banjir melanda sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka. SDN 4 Dauh Puri merupakan salah satu sekolah yang terdampak cukup signifikan dalam bencana tersebut.

Program trauma healing merupakan pendekatan intervensi psikososial berbasis komunitas yang bertujuan untuk membantu anak memulihkan kondisi psikologis mereka setelah mengalami peristiwa traumatis. Dalam konteks pascabencana, trauma healing bertujuan untuk mengurangi kecemasan, membangun kembali rasa aman, serta meningkatkan semangat belajar dan aktivitas sosial anak-anak.

Manfaat dari kegiatan trauma healing, antara lain: Mencegah gangguan psikologis jangka panjang akibat pengalaman bencana; Menyalurkan emosi secara sehat melalui media kreatif dan permainan; Memfasilitasi anak dalam proses adaptasi dan pemulihan mental; dan Mengaktifkan kembali fungsi sosial, edukatif, dan keseharian anak dalam lingkungan sekolah.

Selama kegiatan berlangsung, tim IPANI Bali memfasilitasi aktivitas yang dirancang khusus untuk usia anak sekolah dasar, seperti menggambar, bernyanyi, menari, dan kegiatan bermain kelompok yang memiliki nilai edukatif dan terapeutik. Aktivitas ini dilakukan dengan prinsip keperawatan anak dan pemulihan psikososial berbasis bukti.

Kegiatan ini juga menjadi cerminan peran perawat anak yang lebih luas, tidak hanya sebagai pemberi layanan klinis, tetapi juga sebagai pendamping pemulihan komunitas, khususnya dalam situasi pascabencana. Kehadiran perawat anak di tengah masyarakat membawa pesan penting bahwa pemulihan kesehatan tidak hanya bersifat fisik, namun juga mental dan emosional.

Pengurus Wilayah IPANI Bali menyatakan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam program-program pengabdian serupa, serta mengembangkan kapasitas perawat anak dalam menangani situasi bencana, trauma, dan gangguan psikososial anak berbasis komunitas. Kolaborasi dengan sekolah, lembaga pendidikan, dan organisasi kemanusiaan menjadi pilar penting untuk menjaga keberlanjutan dampak kegiatan. [gg_sisinfokom PP IPANI]